Catatan di Acara Pengukuhan Guru Besar Prof. Dr. Khozin, M.Si

Kemarin (26/22/25) saya berkesempatan menghadiri acara pengukuhan 3 guru besar UMM yang salah satunya adalah Prof. Dr. Khozin, M.Si, Dosen sekaligus Ketua Majelis Pendidikan Dasar Menengah dan PnF Pimpinan Wilayah Muhamadiyah Jawa Timur. Beliau mendapat gelar guru besar dalam bidang kepakaran Ilmu Pendidikan Islam di Universitas Muhammadiyah Malang. Acara berlangsung di Dome Teater UMM, dengan tamu undangan khusus para kepala sekolah Muhammadiyah se-Malang Raya, mulai dari SD dan SMP di Kota Batu, Kota Malang, hingga Kabupaten Malang. Saya merasa bangga bisa hadir sebagai salah satu perwakilan sekolah. Acara dibuka dengan pemutaran video profil Prof. Khozin yang menampilkan perjalanan akademik dan kontribusi beliau. Setelah itu, beliau memaparkan karya ilmiahnya yang menjadi dasar pengukuhan. Dari penelitiannya, saya mencatat bahwa sekolah berbasis Islam memiliki dua komponen utama, yaitu ekosistem sekolah dan budaya sekolah. Menurut Prof. Khozin, ekosistem sekolah tampak pada iklim belajar, kepemimpinan, kebijakan, dan aspek struktural yang membangun suasana pendidikan. Sementara itu, budaya sekolah lebih berkaitan dengan nilai dan identitas kolektif yang hidup dalam keseharian warga sekolah—mulai dari ibadah, karakter, hingga sikap. Penjelasan beliau membuat saya kembali merenungkan bagaimana kedua komponen ini sebenarnya saling menguatkan dalam membentuk kualitas pendidikan Islam di sekolah. Setelah penyampaian karya ilmiah, Rektor UMM, Prof. Dr. Nazarudin Malik, secara resmi mengalungkan Gordon sebagai simbol pengukuhan jabatan guru besar. Momen tersebut menjadi bagian paling khidmat dari rangkaian acara. Kegiatan kemudian ditutup dengan sesi foto bersama para profesor yang dikukuhkan. Bagi saya, bisa hadir dalam forum akademik seperti ini menjadi pengalaman berharga sekaligus inspirasi untuk terus meningkatkan mutu pendidikan di sekolah kami.